Pages

Rabu, 14 April 2010

wahai kematian


Allah berfirman

Sesungguhnya itu adalah kematian dan apa-apa yang terjadi setelah kematian. Kematian yang akan dirasakan oleh setiap orang dari kita. Orang yang miskin ataupun kaya, sehat ataupun sakit, besar ataupun kecil, seorang penguasa ataupun rakyat biasa, tidak ada yang pernah bisa selamat dari kematian. Walaupun dia pergi ke tempat yang jauh, atau bersembunyi di dalam menara yang tinggi, ataupun berada di sebuah lembah yang dalam.
Allah berfirman

Kematian merupakan salah satu rahasia dari rahasia-rahasia Allah. Ia berkaitan dengan ruh, yang Allah berfirman

Ketika kita melihat seorang pemuda yang begitu sehat dan riang, begitu pemberani bagaikan seorang pahlawan, dalam waktu yang sangat singkat ia berubah menjadi seonggok mayat yang terbujur kaku, menjadi segolek raga yang terdiam. Hilanglah kepemudaannya, musnahlah kekuatannya, dan matilah semua anggota badannya. Matilah penglihatannya, hilanglah pendengarannya, hilanglah penciumannya. Padahal sebelumnya ia adalah seorang alim yang diikuti, atau seorang manusia dengan akhlak yang tinggi, atau seorang dokter yang pandai, atau seorang penemu yang cerdas. Namun tidaklah semua itu mampu menahan dari tercabutnya ruh ketika umur terlah habis.
Allah berfirman

Adalah Aun bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud berkata, "Berapa banyak orang yang memulai sebuah hari namun ia tidak menyempurnakannya. Berapa banyak orang yang menanti hari esok namun ia tidak mendapatinya. Seandainya Kamu melihat perjalanan ajal maka akan terhilangan dari hidupmu segala angan yang menipu." Ketika seorang manusia sedang menikmati kehidupannya yang serba berkecukupan, bermain dengan riang dan gembira, berkelana dan mengembara, ia memerintah dan melarang, maka ketika itu pula kematian datang menyerangnya laksana seekor singa yang menerkam mangsanya. Menjadi lemahlah raganya, menjadi pelanlah suaranya, bergetarlah seluruh persendiannya, dan hilanglah seluruh kemampuannya, dan dilipatlah lembaran-lembaran amalannya setelah sekian lama ia hidup di dunia ini.
Maka betapa dekatnya kita dengan kematian. Setiap hari ia mendekat kepada kita dan kita mendekat kepadanya. Dan tidak ada batas antara kita dan kematian kecuali ketika telah sampailah saatnya, dan kita telah bergabung dengan golongan orang-orang yang telah mati. Tidaklah umur kita ini kecuali seperti sekuntum bunga yang mekar kemudian menjadi layu. Ataupun sebuah lampu yang bersinar kemudian padam. Kematian akan mencari-cari manusia di atas tanah perkuburang ini, di antara dedaunan yang berjatuhan ini. Kematian akan mencari-cari para penghuni dunia, supaya mereka tahu bahwa segala kenikmatan dan kelezatan terlarang yang ada walaupun ia hijau berhiaskan bunga-bunga, pada akhirnya adalah akan menjadi penghuni tanah-tanah perkuburan. Maka beruntunglah sesiapa yang didatangi oleh kematian sedang ia telah mengambil pelajaran dari orang-orang yang telah mendahuluinya.
Barangsiapa yang tidak mengambil pelajaran dari Al-Quran dan dari kematian maka ia tidak akan pernah bisa mengambil pelajaran dari selain keduanya. Seorang yang membawa jenazah sahabatnya, ia akan ganti dibawa esok hari. Dan seorang yang pulang ke rumahnya meninggalkan sahabatnya sendirian di kuburan, ia akan ganti ditinggal esok hari, sendirian di dalam kuburan hanya bertemankan amalannya. Apabila amalannya itu baik maka beruntunglah ia dan apabila amalannya itu jelek maka ia hanya bisa mengumpat dirinya sendiri.
Pada zaman ini, betapa banyak kita melihat orang-orang yang membawa dan mengantarkan jenazah sedangkan mereka tertawa gembira. Mereka telah melupakan Hari Akhir, Hari Kebangkitan, bahkan mereka telah melupakan kehidupan di Alam Barzakh. Semoga Allah membangunkan dan menyadarkan kita dari kelalaian ini.
Sungguh sedikit orang-orang yang pada akhirnya akan mati, yang tanah akan menjadi tempat tidurnya, yang kuburan akan menjadi tempat menetapnya, perut bumi akan menjadi tempat tinggalnya, yang Surga atau Neraka yang akan menjadi persinggahan terakhirnya, sungguh sedikit dari mereka yang mengingat kematian, merenunginya, dan bersiap-siap untuk menghadapinya, kemudian berfikir seandainya dirinya telah tiada. Karena sesungguhnya segala sesuatu yang akan datang itu sangatlah dekat. Sesungguhnya apabila malaikat maut telah datang, tidak akan pernah ada sesuatupun yang akan menahannya, tidak hartamu, anak istrimu, tidak pula pangkat jabatanmu.
Manakah orang-orang yang sukses ? Mereka mengumpulkan kekayaan sedangkan mereka tidak akan menikmatinya. Mereka membangun rumah istana yang begitu megah sedangkan mereka tidak menempatinya. Namun, kita telah banyak melupakan kematian. Kita merasa seolah kita hidup selamanya di dunia. Orang-orang terdahulu mereka mengatakan, "Berilah tempat untuk kematian ketika Engkau tidur, dan jadikanlah kematian selalu berada dalam satu matamu ketika Engkau bangun."
Barangsiapa yang selalu mengingat kematian maka akan menjadi hinalah dunia di matanya, akan terasa mudahlah semua musibah yang menimpanya. Mengingat kematian bukan menjadikan seseorang hanya bisa pasrah di dalam rumahnya, takut, dan terhenti dari bekerja. Bahkan ia akan semakin bersemangat untuk bekerja dan beramal. Kita mengingat kematian untuk bisa bersiap-siap menghadapi apa yang ada setelah kematian tersebut, dengan beramal, dengan ketaatan, dengan beribadah.
Bersiap-siap menghadapi kematian… Dengan meninggalkan kemunkaran, dengan mengembalikan hak-hak orang lain.
Bersiap-siap menghadapi kematian… Dengan menghilangkan segala kebencian dan rasa iri yang melekat di hati.
Bersiap-siap menghadapi kematian… Dengan berbakti kepada orang tua dan menyambung tali silaturrahmi.
Barangsiapa yang mengingat kematian ia akan diberikan tiga hal. Menyegerakan bertaubat, qana'ah terhadap apa yang telah dikaruniakan kepadanya, dan semangat dalam beribadah. Dan barangsiapa yang melupakan kematian ia akan diberikan tiga hal. Menunda taubat, tidak ridha atas karunia Allah, dan malas dalam beribadah.
Kapankah bisa bersiap menghadapi kematian seseorang yang selalu memperturutkan hawa nafsunya dan selalu lalai dari kebaikan.
Kapankah bisa bersiap menghadapi kematian seeorang yang tidak pernah memperhatikan apakah ini halal atau haram.
Kapankah bisa bersiap menghadapi kematian seseorang yang tidak pernah membaca Al-Quran, atau meninggalkan shalat berjama'ah di masjid.
Kapankah bisa bersiap menghadapi kematian seseorang yang selalu memakan harta anak yatim, memakan riba, ataupun uang korupsi.
Kapankah bisa bersiap menghadapi kematian seseorang yang selalu basah lisannya dengan ghibah dan namimah, dan penuh hatinya dengan kebencian dan hasad, dan menghabiskan waktunya untuk mencari-cari kesalahan orang lain.
Apabila kematian mendatangi seorang Nabi, maka Nabi tersebut akan diberikan 2 pilihan. Apakah memilih dunia ataukah memilih tempat yang mulia di surga yang paling tinggi. Hal ini telah terjadi kepada Rasulullah. Beliau telah diberikan pilihan dan telah memilih. Disebutkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim bahwa Aisyah mengatakan, "Rasulullah bersabda ketika masih sehat, 'Tidak pernah dicabut ruh seorang Nabi kecuali ia telah melihat tempatnya di surga kemudian ia diberikan pilihan.' Ketika ajal telah dekat, dan kepala Beliau berada dalam pangkuanku, Beliau pingsan untuk beberapa saat kemudian tersadarkan, mengarahkan pandangannya ke atas dan bersabda, ' Allahummarrafiqal a'la…...' " Aisyah berkata, "Kalau begitu Rasulullah tidak memilih kami. Aku tahu bahwasannya itu adalah sebuah hadits yang pernah disabdakan ketika Beliau masih sehat. Maka itu adalah kalimat terakhir yang diucapkan oleh Beliau. Allahummarrafiqal a'la…..
Dalam menghadapi dahsyatnya kematian, menghadapi gelapnya tanah perkuburan, menghadapi Hari Kiamat, manusia terbagi menjadi 2 golongan. Golongan yang dikukuhkan ketika menghadapi musibah, diberikan rasa aman dalam ketakutan, dan diberikan berita gembira dengan surga. Dan golongan yang dirantai dengan kehinaan dan kerendahan.
Allah berfirman

Para malaikat turun menaungi seorang mukmin ketika menghadapi kematian, ketika berada di dalam kubur, ketika dibangkitkan. Para malaikat menenangkan mereka dari dahsyatnya peristiwa pada Hari Kiamat, melindungi mereka dari ganasnya Hari Pembalasan. Mereka berkata kepada orang-orang mukmin, "Jangan kalian takut dengan apa yang kalian hadapi. Jangan pula khawatir dengan apa-apa yang kalian tinggal dari anak istri, harta maupun keluarga kalian. Kami adalah wali-wali kalian yang akan menemani kalian di dalam kuburan, menemai ketika ditiup sangkakala.

0 komentar:

Posting Komentar