Pages

Kamis, 21 Januari 2010

Haruskah Kukatakan Cinta?

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Saya seorang pelajar SMU di kota B. Saya ingin meminta bantuan kepada Kakak tentang masalah saya. Di sekolah, saya ikut ekstra kurikuler paskib (pasukan pengibar bendera) yang di dalamnya tentu ada ikhtilat. Sekarang saya duduk di kelas XII dan sudah tidak aktif di paskib , tapi masalahnya saat kelas XI saya pernah ikut tugas dan saat itu dituntut agar yang tugas ikhwan & akhwat. Saat itu saya tugas bersama akhwat "N" dan saat latihan untuk tugas itu kami sering bercanda sehingga tumbuhlah cinta di hati saya. Cinta itu sekarang tumbuh menjadi mabuk cinta yang berkepanjangan. Apakah boleh saya mengungkapkan perasaan saya kepada akhwat itu? Bagaimana cara menanggulangi rasa itu?

Terimakasih atas jawaban kakak

T di Kota B

Jawab :

Waalaikum salam Warahmatullahi Wabarakatuh

Kisah cinta memang tidak akan pernah sepi dari sejarah kehidupan dunia. Selama masih ada dua jenis manusia, pria dan wanita, masih akan ada kisah cinta. Tinta telah banyak tertulis, namun kata cinta selalu tergores lagi di kesempatan lain.

Rasa tertarik pada wanita sungguh wajar, bukan sesuatu yang aib bagi seorang lelaki. Rasa cinta tentu tak bisa dilarang-larang, karena itu naluri manusia. Rasa cinta tentu tak berbahaya. Namun, perasaan ini akan menjadi masalah ketika telah terjebak pada perasaan mabuk asmara. Tergantungnya hati pada orang yang dicintai. Sehingga hati orang yang mencinta akan rela merendahkan diri dan tunduk pada orang yang dicintainya.

Mengatakan 'cinta' memang mudah. Namun apa dampak yang akan muncul dari perkataan ini? Hati-hati, sangat boleh jadi rentetan kemaksiatan demi kemaksiatan akan muncul dengan mudahnya. Jangan pedulikan rasa hati yang selalu membujuk untuk mengucapkannya. Itu semua hanya sekadar perasaan yang tak pernah ada habisnya. Dunia ini tak tidak ada yang tetap dan abadi, terlebih yang berkaitan dengan perasaan.

(Sumber : http://majalah-elfata.com)

0 komentar:

Posting Komentar